Untuk
membunuh sel kanker, para penderita kanker biasanya disarankan menjalani
kemoterapi. Umumnya para pasien yang menjalani kemoterapi ini kecewa karena ada
beberapa efek samping yang disebabkan oleh kemoterapi, salah satunya adalah
rambut rontok.
Kemoterapi
dapat menyebabkan kerontokan rambut diseluruh tubuh, tidak hanya di bagian
kepala saja, kadang-kadang bulu mata, alis, bulu ketiak, bulu kemaluan dan
rambut di bagian tubuh lainnya juga rontok. Rambut yang rontok selama
kemoterapi berhubungan dengan obat yang digunakan.
Penyebab
utama kerontokan rambut selama terapi adalah penggunaan obat kemoterapi intens.
Sel kanker membelah pada tingkat mitosis yang tinggi, yang berarti mereka dapat
menyebar dengan cepat dan pertumbuhannya bisa lebih banyak dari sel-sel yang
ada dalam tubuh kita. Obat kemoterapi ini dibuat untuk membunuh sel-sel yang
berkembang pesat dalam tubuh. Sayangnya, sel rambut juga tumbuh dengan pesat, jadi obat ini juga menyerang sel
rambut sehingga menyebabkan rambut rontok karena obat kemo masih belum bisa
membedakan mana sel baik dan sel yang buruk.
Ada
satu fakta menarik tentang rambut rontok yang disebabkan oleh kemoterapi bahwa
tidak semua obat kemoterapi menyebabkan rambut rontok. Jika Kemoterapi tidak
menyebabkan rambut rontok berarti terapi tersebut tidak dapat membunuh sel
kanker. Efek dari obat kemoterapi juga berbeda setiap orang.
Setiap orang pasti memiliki respon yang
berbeda meskipun mengkonsumsi obat yang sama. Mungkn mereka mengalami rambut
rontok semuanya, sebagian atau bahkan tidak rontok sama sekali. Contoh :
- Obat kanker payudara Cytoxan (Cyclophosphamide) menyebabkan rambut rontok sebagian
- Adriamisin (Doxorubicin) menyebabkan penipisan rambut selama tiga minggu pertama pengobatan, kemudian rontok semua
- Adrucil (Fluorouracil) tidak menyebabkan rambut rontok.
Jadi
ada beberapa tingkat kerontokan rambut terlepas dari jenis obat kemoterapi. Hal
ini juga berhubungan dengan dosis yang digunakan, dosis yang rendah dari
kemoterapi juga menyebabkan efek samping yang rendah pula, yang artinya
kerontokan rambutnya sedikit bahkan tidak sama sekali. Kemo juga bisa
mempengaruhi DNA atau material genetik yang terdapat di akar rambut sehingga
tidak dapat berkembang yang menyebabkan rambut tidak bisa tumbuh sama sekali.
Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa kemoterapi memiliki efek samping
yang berbeda bagi setiap orang.
Rambut
rontok bisa jadi merupakan efek samping dari kemoterapi yang mengganggu.
Untungnya, sebagian besar rambut rontok yang disebabkan kemoterapi bersifat
sementara. Waktu tumbuhnya juga bervariasi setian orangnya. Rambut diperkirakan
tumbuh sekitar 3-10 bulan setelah pengobatan dan mungkin rambut memiliki warna
dan tekstur yang berbeda dari sebelumnya. Kadang-kadang rambut bisa tumbuh
keriting setelah kemo, yang biasanya dikenal dengan perm kemo.
Rambut
rontok selama kemoterapi tidak dapat dihindari. Dengan mendinginkan kulit
kepala, jumlah obat kemo yang mencapai folikel rambut bisa dikurangi, sehingga
mengurangi jumlah rambut rontok. Jadi lebih baik anda mempersiapkan diri secara
mental dan emosional untuk menghadapi efek samping saat menjalani kemoterapi.
No comments:
Post a Comment