Thursday, November 29, 2012

Rambut Rontok Karena Kemoterapi

Untuk membunuh sel kanker, para penderita kanker biasanya disarankan menjalani kemoterapi. Umumnya para pasien yang menjalani kemoterapi ini kecewa karena ada beberapa efek samping yang disebabkan oleh kemoterapi, salah satunya adalah rambut rontok.

Kemoterapi dapat menyebabkan kerontokan rambut diseluruh tubuh, tidak hanya di bagian kepala saja, kadang-kadang bulu mata, alis, bulu ketiak, bulu kemaluan dan rambut di bagian tubuh lainnya juga rontok. Rambut yang rontok selama kemoterapi berhubungan dengan obat yang digunakan.

Penyebab utama kerontokan rambut selama terapi adalah penggunaan obat kemoterapi intens. Sel kanker membelah pada tingkat mitosis yang tinggi, yang berarti mereka dapat menyebar dengan cepat dan pertumbuhannya bisa lebih banyak dari sel-sel yang ada dalam tubuh kita. Obat kemoterapi ini dibuat untuk membunuh sel-sel yang berkembang pesat dalam tubuh. Sayangnya, sel rambut juga tumbuh  dengan pesat, jadi obat ini juga menyerang sel rambut sehingga menyebabkan rambut rontok karena obat kemo masih belum bisa membedakan mana sel baik dan sel yang buruk.

Ada satu fakta menarik tentang rambut rontok yang disebabkan oleh kemoterapi bahwa tidak semua obat kemoterapi menyebabkan rambut rontok. Jika Kemoterapi tidak menyebabkan rambut rontok berarti terapi tersebut tidak dapat membunuh sel kanker. Efek dari obat kemoterapi juga berbeda setiap orang.
Setiap orang pasti memiliki respon yang berbeda meskipun mengkonsumsi obat yang sama. Mungkn mereka mengalami rambut rontok semuanya, sebagian atau bahkan tidak rontok sama sekali. Contoh :

  • Obat kanker payudara Cytoxan (Cyclophosphamide) menyebabkan rambut rontok sebagian
  • Adriamisin (Doxorubicin) menyebabkan penipisan rambut selama tiga minggu pertama pengobatan, kemudian rontok semua
  • Adrucil (Fluorouracil) tidak menyebabkan rambut rontok. 


Jadi ada beberapa tingkat kerontokan rambut terlepas dari jenis obat kemoterapi. Hal ini juga berhubungan dengan dosis yang digunakan, dosis yang rendah dari kemoterapi juga menyebabkan efek samping yang rendah pula, yang artinya kerontokan rambutnya sedikit bahkan tidak sama sekali. Kemo juga bisa mempengaruhi DNA atau material genetik yang terdapat di akar rambut sehingga tidak dapat berkembang yang menyebabkan rambut tidak bisa tumbuh sama sekali. Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa kemoterapi memiliki efek samping yang berbeda bagi setiap orang.

Rambut rontok bisa jadi merupakan efek samping dari kemoterapi yang mengganggu. Untungnya, sebagian besar rambut rontok yang disebabkan kemoterapi bersifat sementara. Waktu tumbuhnya juga bervariasi setian orangnya. Rambut diperkirakan tumbuh sekitar 3-10 bulan setelah pengobatan dan mungkin rambut memiliki warna dan tekstur yang berbeda dari sebelumnya. Kadang-kadang rambut bisa tumbuh keriting setelah kemo, yang biasanya dikenal dengan perm kemo.
  
Rambut rontok selama kemoterapi tidak dapat dihindari. Dengan mendinginkan kulit kepala, jumlah obat kemo yang mencapai folikel rambut bisa dikurangi, sehingga mengurangi jumlah rambut rontok. Jadi lebih baik anda mempersiapkan diri secara mental dan emosional untuk menghadapi efek samping saat menjalani kemoterapi.

No comments:

Post a Comment